"Idhul Adha: Momentum Meningkatkan Ketaqwaan dan Kemuliaan"

Khutbah Hari Raya Idul Adha

Tema: Kemuliaan manusia di hadapan Allah

Allah melihat hambanya seadil-adilnya tanpa ada perbedaan dan diskriminasi. Kemuliaan seorang manusaia di hadapan allah tidak dipandang dari hartanya, tidak dipandang dari cantik dan tampannya, tidak dipandang dari jabatan yang dimiliki manusia, namun kemuliaan manusia di hadapan Allah dipandang dari hati dan amal ibadahnya. Kemuliaan manusia dipandang dari ketakwaannya kepada Allah.

Dalam sebuah Hadis "Inna akromakum indallahi atqakum" (sesungguhnya yang paling mulia di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa) menjelaskan bahwa kemuliaan seseorang di hadapan Allah SWT ditentukan oleh tingkat ketakwaannya, bukan keturunan, suku, atau jenis kelamin. Hadis ini menegaskan bahwa semua manusia memiliki derajat kemanusiaan yang sama dan tidak ada perbedaan di antara mereka.

Pada kesempatan hari ini, berkaitan dengan Hari Raya Idul Adha atau hari raya kurban mengingatkan pada sebuah keluarga yang sangat taat kepada Allah. Beliau Nabi Ibrahim yang diperintahkan oleh Allah untuk menempatkan istrinya Hajar bersama Putranya Nabi Ismail yang masih menyusu untuk ditempatkan di suatu lembah yang tandus, gersang, tidak tumbuh sebatang pohon bahkan sunyi dan sepi tanpa ada penghuni seorangpun. Setelah itu Nabi Ibrahim mendapatkan perintah dari Allah untuk meninggalkan keluarganya di lembah tersebut.

Siti Hajar dan Nabi Ismail pun mengalami masa yang sulit karena kekeringan dan kehausan. Sang ibu kehabisan air dan berlari dari bukit Sofa dan Marwah sebanyak 7 kali. Namun tetap tidak mendapatkan air. Pada akhirnya kejadian tersebut dijadikan sebagai rukun haji yaitu Sa’I (Lari-lari kecil). Dalam kondisi tersebut, pertolongan Allah datang lewat kaki mungil Nabi Ismail menegeluarkan mata air yang sekarnag dikenal sebagai sumber kehidupan air zam-zam.

Dari kisah tersebut memberikan pelajaran tentang pentingnya pengorbanan, ketaatan dan kesabaran dalam melaksanakan perintah Allah. Kita sebagai seorang hamba tentu berkewajiban senantiasa melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi segala Larangannya. Pertanyaan sekarang apakah kita sudah melaksanakan ketaatan, kesabaran, dan pengorbanan dalam kehidupan kita?. Kita masih banyak mengeluh dan sering berprasangka buruk tentang segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kita. Padahal Allah tengah mempersiapkan hal besar untuk menguji ketaatan kita. Karena kemuliaann seorang hamba hanya dipandangan dari ketakwaannya kepada Allah.

Komentar