Sholat Idul Fitri 1 Syawal 1446 H di Musholla SMP N 1 Kragan : Khutbah tentang "Perjuangan dan Pengorbanan Ibu Demi Diri Kita"

Pada hari yang penuh berkah, tepatnya pada 1 Syawal 1446 H, seluruh umat Muslim di berbagai penjuru dunia merayakan kemenangan setelah sebulan penuh berpuasa. Tidak terkecuali di Musholla SMP N 1 Kragan, di mana umat Muslim melaksanakan Sholat Idul Fitri dengan penuh khidmat. Pada kesempatan kali ini, sholat Idul Fitri dipimpin oleh Imam sekaligus Khatib, Ustadz Rokhim, yang memberikan khutbah dengan tema yang sangat relevan: "Perjuangan dan Pengorbanan Ibu Demi Diri Kita."

Intisari Khutbah: Perjuangan Ibu Sejak Dulu Hingga Kini

Khutbah yang disampaikan oleh Ustadz Rokhim ini memberikan pesan yang mendalam tentang betapa besar perjuangan dan pengorbanan seorang ibu. Beliau mengawali khutbah dengan menyampaikan bahwa di momen lebaran ini, kita sering kali menyapa banyak orang, namun yang pertama kali dicari dan disalami seharusnya adalah orang tua kita, terutama ibu. Ibu adalah sosok yang sangat istimewa, yang dengan sabar dan penuh kasih sayang membesarkan kita sejak kita masih dalam kandungan hingga dewasa.

Ustadz Rokhim mengingatkan bahwa ibu adalah orang yang berjuang dan berkorban keras, mulai dari saat kita masih kecil, bahkan ketika kita belum tahu apa-apa. Proses kelahiran, pengasuhan, hingga mendampingi kita tumbuh dewasa adalah perjuangan luar biasa yang harus kita hargai dan syukuri. Tidak jarang, seorang ibu harus mengorbankan waktu, tenaga, bahkan mimpinya demi kebahagiaan dan masa depan anak-anaknya.

Sikap Kita Terhadap Ibu di Momen Lebaran

Salah satu poin penting yang disampaikan dalam khutbah tersebut adalah sikap kita terhadap ibu, terutama di momen Lebaran. Ustadz Rokhim mengajak jamaah untuk tidak melupakan ibu, apalagi jika saat ini mereka masih ada. Jangan sampai kita membuat hidup ibu sengsara, meskipun kita belum mampu membahagiakannya sepenuhnya. Setidaknya, kita harus berusaha untuk tidak menyakiti hati mereka.

"Jika ibu masih ada, bersimpuhlah di hadapannya. Peluklah dan ucapkan terima kasih atas semua yang telah dia lakukan untuk kita," ujar Ustadz Rokhim. "Jika ibu sudah tiada, doakan dia dengan penuh cinta dan rasa syukur. Jangan lupa untuk mengunjungi kuburnya dan mendoakannya. Bacakan doa: 'Rabbighfirlii wa li waalidayya warhamhumaa kamaa rabbayaanii shaghiiraa' yang artinya, *'Tuhanku, ampunilah dosaku dan (dosa) kedua orang tuaku. Sayangilah keduanya sebagaimana keduanya menyayangiku di waktu aku kecil.'"

Ridho Allah Terletak Pada Ridho Orang Tua

Ustadz Rokhim menutup khutbah dengan mengingatkan kita bahwa setiap langkah dan tindakan dalam hidup kita selalu berkaitan dengan ridho orang tua. Beliau mengutip sebuah hadis yang sangat relevan dengan tema khutbah, yaitu: "Ridhollah fi ridhol walidain wa sukhtullah fi sukhtil walidain" yang artinya, "Ridho Allah terletak pada ridho kedua orang tua, kemurkaan Allah terletak pada kemarahan kedua orang tua."

Hal ini menunjukkan betapa pentingnya kita menjaga hubungan baik dengan orang tua, terutama ibu, yang telah berjuang sepenuh hati demi kita. Jika kita menginginkan ridho Allah, maka kita harus berusaha untuk selalu menyenangkan hati orang tua dan menjaga kehormatan mereka.

Sholat Idul Fitri 1 Syawal 1446 H di Musholla SMP N 1 Kragan menjadi momen yang penuh makna, tidak hanya sebagai bentuk syukur atas kemenangan setelah sebulan berpuasa, tetapi juga sebagai pengingat bagi kita semua akan pentingnya menjaga hubungan dengan orang tua, terutama ibu. Di tengah-tengah kebahagiaan Lebaran, mari kita renungkan perjuangan dan pengorbanan ibu, serta senantiasa berusaha menjadi anak yang berbakti, yang senantiasa berdoa dan berusaha membahagiakan kedua orang tua. Semoga Allah senantiasa memberikan kemudahan bagi kita untuk menjaga dan merawat orang tua dengan penuh kasih sayang.

Selamat Idul Fitri, mohon maaf lahir dan batin. Semoga setiap doa dan amal kita diterima oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Komentar