Pada tanggal 14-15 September 2024, sebuah kegiatan Jambore Mangrove digelar di Pantai Suwalan, Desa Pasar Banggi, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Acara ini diselenggarakan dengan tujuan memberikan edukasi mengenai pentingnya rehabilitasi ekosistem mangrove sebagai bagian dari upaya mencapai FOLU Net Sink 2030.
Apa Itu FOLU Net Sink 2030?
FOLU (Forest and Other Land Use) Net Sink 2030 adalah program nasional yang bertujuan untuk menyeimbangkan emisi gas rumah kaca dari sektor kehutanan dan penggunaan lahan lainnya. Indonesia menargetkan bahwa pada tahun 2030, sektor kehutanan akan menjadi penyerap emisi karbon bersih atau net sink. Program ini penting untuk menanggulangi perubahan iklim yang semakin mengancam keseimbangan ekosistem global.
Peran Mangrove dalam FOLU Net Sink 2030
Mangrove memiliki peran penting dalam mendukung tercapainya FOLU Net Sink 2030. Mangrove adalah salah satu ekosistem yang mampu menyerap karbon lebih banyak dibandingkan dengan hutan daratan. Rehabilitasi mangrove di pesisir pantai menjadi salah satu strategi utama dalam mengurangi emisi karbon sekaligus memitigasi dampak perubahan iklim. Dengan itu, kegiatan seperti Jambore Mangrove di Rembang ini sangat relevan dan mendukung agenda besar pemerintah dalam upaya penurunan emisi.
Kegiatan Jambore Mangrove
Selama dua hari pelaksanaan, Jambore Mangrove di Pantai Suwalan ini melibatkan berbagai pihak, mulai dari masyarakat lokal, pelajar, hingga organisasi lingkungan. Beberapa kegiatan yang diadakan di antaranya:
-
Penanaman Mangrove
- Peserta diajak untuk menanam ribuan bibit mangrove di sepanjang pesisir Pantai Suwalan. Kegiatan ini menjadi simbol nyata komitmen semua pihak dalam mendukung restorasi ekosistem pesisir.
-
Edukasi Lingkungan tentang FOLU Net Sink 2030
- Melalui sesi diskusi dan seminar, para peserta mendapatkan penjelasan mengenai konsep FOLU Net Sink, peran ekosistem mangrove dalam penyerapan karbon, serta upaya apa yang dapat dilakukan masyarakat untuk mendukung program ini.
-
Lokakarya Pemanfaatan Mangrove
- Selain menjadi penyerap karbon, mangrove juga bisa dimanfaatkan untuk berbagai keperluan ekonomi, seperti pembuatan sirup, makanan olahan, dan produk kerajinan. Lokakarya ini bertujuan memberikan nilai tambah ekonomi bagi masyarakat sekitar.
-
Bersih Pantai dan Pengelolaan Sampah
- Kegiatan bersih pantai dilakukan untuk menjaga kebersihan kawasan pesisir dari sampah plastik dan limbah lainnya. Para peserta juga diberikan edukasi mengenai pentingnya pengelolaan sampah yang ramah lingkungan.
-
Pengamatan Ekosistem Mangrove
- Peserta diajak untuk mengenal lebih dekat berbagai spesies mangrove dan fauna pesisir yang hidup di sekitar Pantai Suwalan. Pengamatan ini menjadi ajang belajar langsung mengenai keanekaragaman hayati di ekosistem mangrove.
Dampak Positif bagi Masyarakat dan Lingkungan
Kegiatan Jambore Mangrove ini tidak hanya bermanfaat bagi lingkungan, tetapi juga memberikan edukasi yang mendalam kepada masyarakat, khususnya generasi muda, mengenai pentingnya menjaga ekosistem mangrove untuk masa depan. Selain itu, acara ini juga meningkatkan kesadaran masyarakat lokal terhadap peran mereka dalam mendukung kebijakan iklim dan keberlanjutan lingkungan, terutama terkait dengan FOLU Net Sink 2030.
Melalui penanaman mangrove dan edukasi yang diberikan, diharapkan Pantai Suwalan dan kawasan sekitarnya akan menjadi lebih hijau dan terjaga, serta masyarakat memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup untuk memanfaatkan ekosistem mangrove secara berkelanjutan.
Harapan ke Depan
Dengan terselenggaranya Jambore Mangrove ini, diharapkan kegiatan serupa bisa terus diadakan di berbagai daerah pesisir lainnya. Peran aktif masyarakat, pelajar, dan pemerintah daerah sangat penting dalam menjaga keberlangsungan ekosistem mangrove sebagai penyerap karbon sekaligus pelindung dari abrasi pantai.
Pencapaian target FOLU Net Sink 2030 akan menjadi langkah besar Indonesia dalam mitigasi perubahan iklim global, dan Rembang, melalui kegiatan ini, telah memberikan kontribusi penting dalam mewujudkan tujuan tersebut.
Komentar